12.05.2011

Kelainan Sirkulasi Darah

i. Kata Pengantar Puji syukur atas kehadirat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan saya akal pikiran sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berisi tentang penguraian penyakit leukimia yang kita ketahui sebagai kanker darah. Saya harap, tugas ini bisa menyelesaikan tagihan pelajaran biologi tahun 2011/2012 semester 1.
 Jakarta, 5 Desember 2011
 Penulis

 Leukimia 

 Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali. Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.


I. Penyakit Leukemia Akut dan Kronis
 Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

 II. Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik. Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
 4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

III. Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
 2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
 3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
 4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

IV. Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.  7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

V. Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

VI. Penanganan dan Pengobatan Leukemia
 Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:
1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

 Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

11.27.2011

Kelainan SIstem Gerak: Artritis Reumatoid

i. Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis biologi  ini dengan judul “Artritis Reumatoid“. Karya tulis ini di susun dalam rangka memenuhi tugas individu mata pelajaran biologi SMAN 46 JAKARTA.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 27 November 2011


I. Definisi
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. Pada Gambar 1, ditunjukkan bahwa RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1. Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.

II. Insiden
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering ditemukan pada sendi, insidensnya sekitar 3% dari penduduk menderita kelainan ini dan terutama ditemukan pada umur 20-30 tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar pada lutut, panggul serta pergelangan tangan.


III. Etimologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.

IV. Gejala
Penderita RA selalu menunjukkan simtoma ritme sirkadia dari sistem kekebalan neuroindokrin.
RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :
Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.

Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.


V. Kelainan pada Sinovial
Kelainan artritis reumatoid dimulai pada sinovial berupa sinovitis. Pada tahap awal terjadi hiperemi dan pembengkakan pada sel-sel yang meliputi sinovia disertai dengan infiltrasi limfosit dan sel-sel plasma. Selanjutnya terjadi pembentukan vilus yang berkembangan ke arah ruang sendi dan terjadi nekrosis dan kerusakan dalam ruang sendi. Apda pemeriksaan mikroskopik di temukan daerah nekrosis fibrinoid yang diliputi oleh jaringan fibroblas membentuk garis radial ke arah bagian yang nekrosis.

VI. Kelainan Pada Tendo
Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai dengan invasi kolagen yang dapat menyebabkan ruptur tendo secara parsial atau total.

VII. Kelainan Pada Tulang
Kelainan yang terjadi pada daerah artikuler dibagi dalam tiga stadium, yaitu :
Stadium I (stadium sinovitis) - Pada tahap awal terjadi kongesti vaskuler, proliferasi sinovial disertai infiltrasi lapisan sub-sinovial oleh sel-sel polimorf limfosit dan sel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi disertai pembentukan vili pada sinovium dan evusi dan evusi pada sendi/pembungkus tendo.
Stadium II (stadium destruksi) - Pada stadium ini inflamasi berlanjut menjadi kronik serta terjadi destruksi sendi dan tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan oleh jaringan vaskuler pda lipatan sinovia serta oleh jaringan granulasi yang terbentuk pada permukaan sendi (panus). Erosi tulang terjadi pada bagian tepi akibat invasi jaringan granulasi dan akibat resorpsi osteoklas. Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai invasi kolagen yang dapat menyebabkan ruptur tendo baik parial maupun total.
Stadium III (stadium deformitas) - Pada stadium ini kombinasi antara destruksi sendi, ketegangan selaput sendi dan ruptur tendo akan menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi. Kelainan yang mungkin ditemukan pada stadium ini adalah ankilosis jaringan yang selanjutnya dapat menjadi ankilosis tulang. Inflamasi yang terjadi mungkin sudah berkurang dan kelainan yang timbul terutama oleh karena gangguan mekanik dan fungsional pada sendi.


VIII. Pengobatan 
Obat yang memperlambat proses penyakit atau golongan DMARD (disease modifying arthritis rheumatoid drug), merupakan obat yang dapat memodifikasi penyakit dan mengurangi gejalanya sekaligus menghambat laju kerusakan sendi. "Secara umum obat ini cukup efektif pada 70 persen pasien," kata Ketua Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI ini. Seiring dengan pemahaman penyakit, kini telah diperkenalkan obat biologik terbaru bagi pasien yang tidak bisa teratasi dengan obat-obat konvensional. Peradangan pada sendi yang dialami penderita AR terjadi karena ada beberapa sitokin atau protein. Obat-obatan biologik ini bekerja secara khusus menghambat aktivitas biologis sitokin-sitokin tersebut. Salah satu sitokin yang telah dikenali adalah IL-6 (interleukin six). Penelitian menunjukkan kadar IL-6 pada pasien dengan artritis reumatoid. Obat terbaru yang mampu menghambat sitokin tersebut adalah Tocilizumab. Beberapa penelitian menunjukkan, terapi tunggal atau kombinasi dengan DMARD lain secara signifikan mengurangi akibat AR. Tocilizumab produksi Roche ini sekarang sedang menunggu persetujuan di Amerika Serikat, Eropa dan Indonesia. Namun di Jepang obat ini telah diluncurkan sebagai terapi untuk artritis. Menurut Inge S.Kusuma, Head of Pharma, Roche Indonesia, dalam waktu dekat akan dilakukan penelitian efektivitas Tocilizumab pada 40 orang pasien di Indonesia.


Dhea Fadhilah
XI IPA 3
SMAN 46 Jakarta
Tugas Individu Biologi: Kelainan Sistem Gerak
2011

10.23.2011

Kanker Serviks



1. Pengertian
 KANKER SERVIKS Di dunia, setiap 2 menit, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks. Sementara ketidaktahuan para wanita akan ancaman kanker serviks juga turut membantu banyaknya wanita yang meninggal akibat penyakit ini. Menurut survei dengan melibatkan 5.423 wanita Asia yang dilakukan pada 9 negara, termasuk Indonesia, terbukti hanya 2 persen wanita yang mengetahui bahwa infeksi HPV (Human Papillomavirus) merupakan penyebab kanker serviks. Jadi pengetahuan perempuan mengenai penyebab kanker serviks masih sangat minim. Perlu diketahui, bahwa setelah tes kanker pada leher rahim, belum tentu seseorang itu terbebas dari kista atau myom. Ciri-ciri Kanker Leher Rahim (serviks)
1. Berada di bagian depan rahim
2. Keluhan: Perdarahan, keputihan, nyeri panggul
3. Bisa ditularkan pada mereka yang sudah aktif secara seksual
4. Tidak berdasarkan keturunan, tapi karena virus HPV (Human Papilloma Virus)
5. Bisa dideteksi dengan tes PAP (PAP Smear) dan tes IVA Vaksinasi HPV Ciri-ciri Kanker Badan Rahim
1. Keluhan: Perdarahan
2. Biasanya terjadi pada wanita di atas usia menopause
3. Bisa terjadi pada keturunan
4. Dideteksi dengan USG
5. Tak ada vaksinasi untuk mencegah penyakit ini Secara etimologi (asal katanya), Kanker Serviks berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu Cervical Cancer, Kanker dan Serviks. Wikipedia mendefinisikan kanker sebagai penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel itu untuk menyerang jaringan biologis lainnya. Sedangkan Serviks artinya leher rahim. Secara terminologi, kanker serviks, sesuai dengan namanya, adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

2. Etimologi 
Secara medis, penyebabkan kanker serviks ini adalah infeksi oleh Human Papilloma Virus (HPV). Virus apakah HPV itu? Papilloma itu artinya bintil/kutil. Anda tahu kutil kan? Pernah melihatnya kan? Atau adakah kutil di kulitmu? Jika Anda tidak tahu apa itu kutil, maka kutil itu adalah bintil-bintil di kulit yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol. Virus human papilloma jenisnya lebih dari 100 macam, yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan jenis satu dengan jenis lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil kulit yang tidak berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya menyerang selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut, kerongkongan, ujung penis, vagina, leher rahim, dan dubur . Tipe mukosal disebut juga HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan penyakit 3jengger ayam ́, yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan menjadi kanker. Yang dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker kerongkongan. Nah, sudah tahu kan? Bahwa kanker serviks ini serupa tapi tak sama dengan kanker penis. Jadi, pengetahuan ini tidak hanya penting diketahui oleh perempuan saja. Selain yang disebutkan di atas Kanker Serviks juga di sebabkan oleh beberapa faktor :
1. Rokok Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Selain mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim). "Nikotin, akan mempel dengan mudah pada semua selaput lendir, sel-sel tubuh akan bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. " Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.
2. Pencucian Vagina Sering, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker." Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia. Itu pun seharusnya atas saran dokter." Artinya, jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. "Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu, bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut.
3. Menaburi Talk/Bedak Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia subur sering terjadi ovulasi. Padahal bisa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Bila partikel talk masuk, maka akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker." Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina. Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk kedalam. Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.
4. Diet Rendah Lemak Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker,untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk." Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan tinggi lemak.
5. Kekurangan Vitamin C Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asam folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker." Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah- buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.
6. Hubungan Seks Terlalu Dini Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. "Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma." Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Karena masih rentan, sel- sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. "Sifat sel, kan, selalu berubah setiap saat; mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.
7. Berganti-ganti Pasangan Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. "Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks." Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengankemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). "Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker.
8. Penggunaan Estrogen Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker." Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol sangat memungkinkan terkena kanker. "Umumnya wanita yang telah menopause di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis dan serangan jantung." Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena estrogen merangsang semakin menebalnya dinding endometrium dan merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. "Jadi, sebaiknya penggunaan hormon estrogen harus atas pengawasan dokter agar sekaligus juga diberikan zat antinya, sehingga tidak berkembang jadi kanker." Manifestasi Klinik ( gejala ) Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang khas. Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
 Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
 1. Haid tidak normal
 2. Pendarahan tidak pada masa haid
 3. Pendarahan pada masa monopouse
 4. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah
 5. Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu)
 6. Acne (jerawat)
 7. Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah
 8. Nyeri pada payudara
 9. Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diare perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (food cravings)
 10. Mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, ansietas
 11. Gangguan konsentrasi, Insomnia (sulit tidur).

 3. Prevalensi ( penyebaran )
 Angka prevalensi kanker serviks di dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara, masih sangat tinggi. Menurut data Globocan 2002, ada sekitar 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia dengan 250 ribu kematian setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada sekitar 41 kasus baru setiap harinya yang berujung dengan kematian rata-rata 20 orang per hari. Tingginya angka ini terutama disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker serviks. Padahal kanker serviks merupakan kanker terbanyak dari seluruh kasus kanker di Indonesia, terutama pada perempuan. Tidak banyak perempuan yang mengenal organ reproduksinya dengan baik, mengetahui penyebab kanker serviks, dapat menghindari faktor resiko dan mengetahui cara mencegahnya, mampu mendeteksi gejalanya sehingga akhirnya dapat tetap optimis untuk menjalani hidup bersama kanker serviks. Lebih dari 70% pasien datang pada stadium lanjut sehingga umumnya berakhir dengan kematian karena terlambatnya penanganan. Lebih dari 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Meski demikian, masalah kanker serviks mencatat perkembangan penting sejak diketahui penyebab kanker serviks, yaitu HPV dapat dicegah dengan vaksin. Vaksinasi bukan obat atau penyembuh kanker serviks, melainkan pencegah infeksi HPV yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi melengkapi metode deteksi dini sebagai upaya mencegah kanker serviks. Melalui pencegahan dan deteksi kanker serviks sedini mungkin, semakin besar kesempatan disembuhkannya penyakit ini dan semakin besar kemungkinan untuk menekan angka kasus kanker serviks atau bahkan mengeradikasi (mengakhiri) ancaman ini dari kaum perempuan. Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul pada perempuan dengan usia yang lebih muda. Mengingat usia ini adalah usia produktif, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan angkatan kerja perempuan yang menderita kanker serviks. Waktu kerja mereka akan terganggu dengan adanya jadwal pemeriksaan dan terapi. Belum lagi banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk seluruh biaya itu. Kesadaran dan kepedulian akan bahaya kanker serviks harus dibangun secara nasional. Sudah saatnya pemerintah dan semua departemen yang terkait memberikan perhatian besar terhadap masalah ini. Diharapkan isu kanker serviks dapat ditanggapi dengan serius oleh para penentu kebijakan. Di Indonesia, kepedulian ini telah dimulai. Tingginya tingkat prevalensi kanker serviks mendorong Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk menyuarakan pentingnya memposisikan kanker serviks sebagai prioritas kesehatan perempuan di Indonesia. Dengan menggandeng pihak sponsor dan perempuan terkemuka Indonesia sebagai ikon, berusaha menyuarakan bahaya kanker serviks seluas-luasnya kepada perempuan Indonesia.

 4. Terapi ( Cara Pengobatan )
 a. Farmakologi
 Secara medis pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser bagi yang baru mengalami keabnormalan sel. Jika penyakit telah sampai pada tahap pra-kanker dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya, antara lain:
1. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan.
2. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
3. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati PMS bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri/ketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan obat-obatan yang sering digunakan berasal dari golongan analgetik (parasetamol), anti inflamasi non steroid (ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya), golongan minor tranquilizer (obat penenang), anti depresi dan kontrasepsi. Pada banyak kasus penggunaan obat analgetik ringan sudah dapat mengatasi gejala yang dialami namun penderita gastritis (maag) sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat -obatan yang meringankan rasa nyeri karena dapat mengakibatkan nyeri lambung-obat sebaiknya diminum setelah makan. Jika gejala PMS lebih berat, sebaiknya penderita melakukan konsultasi dengan dokter. Penggunaan obat penenang, anti depresi dan kontrapsepsi hanya berdasarkan resep dokter dan harus di bawah pengawasan dokter yang berwenang.
b. Non Farmakologi
Selain pengobatan kanker secara medis, ada pula obat kanker alami yang dapat digunakan dalam pengobatan kanker serviks. Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman yang berasal dari Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk asli Papua untuk mengobati berbagai penyakit secara turun-temurun, termasuk berbagai jenis kanker. Dan sekarang hasil penelitian modern mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting seperti flavonoid, tokoferol, polifenol ,dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker yang terbukti efektif menumpas berbagai jenis tumor dan kanker baik jinak ataupun ganas. Kemampuan Sarang Semut secara empiris sebagai obat kanker serviks diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi (menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker), penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut. Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker serta menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif. Terapi non farmakologi memegang peranan penting dalam penanganan PMS berupa edukasi penderita, terapi suportif dan modifikasi gaya hidup. Perubahan pola nutrisi memiliki efek yang bermakna karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan bagi penderita PMS adalah diet rendah lemak dan garam, mengandung protein, vitamin, mineral (vitamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang, serta dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein (kopi, teh). Para penderita PMS sebaiknya melakukan olah raga secara teratur serta menghindari stres berkepanjangan. Terapi suportif seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi dan lainnya dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan. Secara singkat, berikut tips-tips untuk mengurangi gejala PMS :
 a. Terapkan pola nutrisi yang sehat (rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan mineral). Perbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan (food supplement) yang berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, Vitamin E untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta Vitamin B6 untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings.
b. Hindari makanan dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alcohol.
c. Selalu melakukan olahraga rutin.
 d. Tidur cukup minimal 8 jam/hari.
e. Hindari rokok.
f. Hindari stress berkepanjangan.
g. Terapi relaksasi (hipnoterapi, terapi warna, meditasi, aromaterapi dsb).

TUGAS BIOLOGI
Disusun Oleh: Dhea Fadhilah
Kelas             : XI IPA 3
2011

10.07.2009

SOAL LATIHAN BIOLOGI

Soal Latihan Biologi
Disusun Oleh : Dhea Fadhilah
SMP BAKTI MULYA 400

1. Alat kelamin betina pada bunga disebut………..
a. benang sari b. putik c. kelopak d. biji

2. Fungsi akar adalah…………..
a. menyerap air dan garam mineral
b. tempat berfotosintesis
c. sebagai jalur transportasi air
d. sebagai alat perkembangbiakan

3. Bagian utama tumbuhan tempat terjadinya pengembangbiakan secara genetatif adalah………
a. daun b. batang c. akar d. bunga

4. Dimana tempat terjadinya fotosintesis?
a. akar b. batang c. biji d.daun

5. Lapisan sel di permukaan dalam dinding kantong disebut……………
a. benang sari b. tapetum c. dehisen d. tenda bunga

6. Daun bernapas lewat……………..
a. Kulit b. stomata c. paru-paru d. kutikula

7. Contoh bunga lengkap ada di bawah ini, kecuali……………..
a. Bunga rumput b. bunga mawar c. melati d. kamboja

8. Zat hijau daun disebut juga………….
a. Klorofil b. xylem c. floem d. fotosintesis
9. Yang tidak termasuk buah tidak berdaging adalah…………..
a. Durian, stroberi b. kenari, kacang c. gandum d. kacang polong

10. Gerak pada bagian tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang luar adalah………
a. Tropisme b. nasti c. taksis d. fototropisme

11. Pergerakan zat dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah adalah…………….
a. Vasikular b. ekstravasikular C. semipermeabel d. difusi

12. Peristiwa difusi suatu pelarut melalaui membrane semipermeabel adalah…
a. Osmosis b. fotosintesis c. fototropisme d. nasty

13. Pengangkutan ekstravasikular terjaadi di…………..jaringan pembuluh
a. Dalam b. luar c. kiri d. kanan

14. Salah satu hama yang mengganggu tumbuhan ialah…………………..
a. belalang b. gulma c. bakteri d.jamur

15. Jamur yang menyerang batang, biji, daun, akar dan kecambah contohnya….
a. Pseudomonas cattlaye c. paramecium
b. Amoeba d. pyricularia orizae

16. Contoh pengelompokkan penyakit tumbuhan ialah…………………
a. Bakteri b. virus c. jamur d.semua benar

17. 1) babi
2) tikus
3) gelatik
4) ulat
Dari keterangan diatas, yang termasuk kelompok mamalia adalah…………
a. 3), 2) b. 1), 2) c. 1), 2), 3) d. 4)
18. Terjadinya Transpirasi pada waktu…………………
a. Pagi b. siang c. sore d. malam

19. didalam satu tangkai bunga terdapat 3 bunga. itu menunjukan bunga………………..
a. Tunggal b. lengkap c. sempurna d. majemuk

20. Bagian bunga yang bias memikat para serangga dan mempunyai beraneka warna adalah bagian…………..
a. Mahkota b. kelopak c. putik d. tangkai

21. Virus penyebab layu dan matinya mentimun disebut………………..
a. CMV b. TMV c. CVPD d. BLO

22. Hewan yang menghirup nectar bunga salah satunya adalah…………………
a. Burung pipit b. lebah c. ulat d. belalang

23. Penyakit yang menyerang daun tumbuhan kacang – kacangan menjadi berbintik – bintik coklat adalah…………………
a. Penyakit karat
b. Penyakit busuk daun
c. Penyakit layu
d. Penyakit masaik tembakau

24. Akar primer pada kecambah yang masih muda yang terletak dibawah hipokotil adalah………………………………….
a. Difusi b. osmosis c. radikula d. haustorium

25. Daun yang memiliki pelepah, tangkai, dan helaian daun adalah…………………
a. Biduri b. jagung c. pisang d. akasia

26. Bagian dari bunga yang brfungsi melindungi mahkota bunga pada saat masih kuncup adalah……………………..
a. Tenda bunga b. kelopak c. dasar bunga d. tangkai
27. Bagian bunga yang berfungsi untuk alat perkembangbiakan betina adalah…………………..
a. putik b. benang sari c. mahkota d. biji

28. Tumbuhan yang peka dengan sentuhan adalah……………..
a. Anggrek b. putrid malu c. petai cina d. akasia

29. Jenis tumbuhan yang memiliki cambium di antara pembuluh xylem dan pembuluh floem adalah……………………..
a. Monokotil b. dikotil c. majemuk d. tunggal

30. Faktor yang mempengaruhi naiknya air dan garam mineral dari tanah sampai ke daun yaitu………………..
a. Daya tekan akar
b. Daya hisap daun
c. Sifat kapiler
d. Semua yang diatas benar

31. Contoh tanaman yang berdaun yang berbentuk menjari adalah………………
a. Daun pisang b. daun singkong c. rumput d. daun teratai

32. Salah satu tumbuhan yang bergerak berdasarkan geraknya matahari adalah…………..
a. Bunga matahari c. pohon jarak
b. Putrid malu d. bunga anggrek bulan

33. Bunga yang hanya mekar pada malam hari adalah bunga……………
a. Bunga mawar c. bunga terompet
b. Bunga wijaya kusuma d. bunga bangkai

34. Tumbuhan yang bergerak karena pengaruh gaya tarik bumi adalah……..
a. Fototropisme c. geotropisme
b. hidrotropisme d. tigmotropisme
35. Suatu keadaan sel yang mengembang karena penyerapan air oleh sitoplasma dan rongga sel adalah pengertian dari………………..
a. Nasti b. seimonasti c. kemonasti d. tekanan turgor

36. Kemotaksis terjadi karena……………
a. Pengaruh rangsang zat kimia
b. Pengaruh rangsang cahaya
c. Pengaruh rangsang udara
d. Pengaruh rangsang sentuhan

37. Tumbuhan bernapas dengan…………………..
a. Karbindioksida b. air c. oksigen d. nitrogen

38. Gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air adalah………….
a. Nasty b. tropisme c. taksis d. gerak higroskopsis

39. Alat untuk mengukur penguapan tumbuhan dengan teliti dinamakan………
a. Fotometer b. barometer c. thermometer d. speedometer

40. Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil adalah……………
a. Kangkung b. katuk c. bayam merah d. sawi

8.05.2009

7.29.2009

Pencernaan Makanan

Ringkasan Pencernaan Makanan
Tugas Biologi
Disusun Oleh : Dhea Fadhilah
Kelas : PPB 2
SMP BAKTI MULYA 400


Sistem Pencernaan Manusia
1. Pencernan
Pencernaan adalah suatu proses perombakan bahan makanan yang masukke dalam tubuh (secara mekanik maupun secara kimiawi) yang dilakukan oleh organ – organ pencernaan untuk mendapatkan zat – zat yang bermanfaat didalamnya. Pencernaan dibagi dua yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah suatu proses perombakan makanan yang masuk ke dalam tubuh dari yang berukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil yang dilakukan oleh organ – organ pencernaan. Kalau pencernaan kimiawi adalah suatu proses perombakan bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh enzim – enzim pencernaan. Selain itu ada enzim, enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan untuk membantu proses pencernaan makanan.

2. Bahan Makanan

· Protein : Berguna sebagai zat pembangun, terdiri atas protein hewani dan protein nabati.
· Karbohidrat : Berguna sebagai sumber energi kita.
· Lemak : Sebagai sumber energi, terdiri atas lemak hewani dan lemak nabati.
Ketiga zat diatas harus melalui proses pencernaan dahulu untuk dapat diserap oleh tubuh.
· Vitamin : Dibagi menjadi 2 yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K).
· Mineral : Berfungsi sebagai zat pelindung dan pengatur. Terdiri atas mineral makro dan mineral mikro.
· Air : Sebagai pelarut universal.
Ketiga zat diatas bias langsung diserap tubuh.


3. Organ – Organ Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.

Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b..Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c..Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung
Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
· Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
· Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
· Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
· Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
· Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
· Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
· Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
· Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
· Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
· Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
· Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
· Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
· Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
· Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
· Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
· Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
· Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis-Radang usus buntu.
• Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
4. Cara Menguji Bahan Makanan

Ø Uji Protein :
· Menggunakan larutan biuret
· Ditambahkan langsung setetes demi setetes pada bahan makanan yang telah digerus dan sudah dilarutkan air.
· Hasil positif apabila larutan berwarna ungu violet.
Ø Uji Zat Gula :
· Menggunakan larutan fehling a dan fehling b (benedict).
· Ditambahkan langsung pada bahan makanan yang telah digerus dan dilarutkan air kemudian dipanaskan.
· Hasil positif apabila terdapat endapan berwarna merah bata.
Ø Uji Lemak :
· Menggunakan kertas minyak.
· Hasil positif apabiloa kertas minyak terlihat ternoda.